Warga Koto Baru : Pemkot Sungai Penuh Kurang Perhatian Atasi Banjir yang Menahun.

Khanyangannews.net. Sungai Penuh - Selasa(07/07), Bencana banjir kembali melanda warga Kecamatan Koto Baru Kota Sungai penuh. peristiwa ini adalah yang kesekian kalinya terjadi setelah beberapa minggu ini.

Hal ini merupakan kejadian yang sangat memprihatinkan bagi warga Koto Baru sehingga mengakibatkan warga resah dan  mengalami kerugian materil.

Saat ditemui tim khayangannews.net,

salah seorang warga Koto Baru, Al asran mengatakan bahwa peristiwa banjir ini adalah bencana menahun yang terus-menerus menimpa masyarakat Koto Baru yang tidak mendapat perhatian serius dari Pemkot Sungai Penuh sehingga membuat warga Kesal terhadap kebijakan Pemerintah Kota Sungai Penuh yang di anggap tidak serius mengatasi Banjir. 

"Salah satu faktor penyebab banjir yang terus- menerus menimpa  warga adalah Kurangnya Perencanaan penataan  dari Pemkot dalam menata Daerah Aliran Sungai(DAS), penertiban Bangunan, Dranase dan Irigasi," katanya.

Dia,berharap kepada Pemkot Sungai Penuh agar lebih serius dalam mengatasi bencana banjir yang menimpa warga Kecamatan Koto Baru.

" kitau berharap supayu Pemerintah Kota seriuslah nguruh masyarakat." Harapnya.

(Wrp) 

Read More

SURVEY ADRC : Ahmadi Zubir Teratas Untuk Pilwako Sungai Penuh Jauh Meninggalkan Fikar

Setelah melaksanakan Jajak Pendapat selama satu minggu, yakni periode 15 – 21 Juni 2020 lalu, di lima Kabupaten/Kota dalam Provinsi Jambi yang mengelar Pilkada Serentak tahun ini, akhirnya Lembaga Survei Aksara Data Research Center (ADRC) menyampaikan hasil untuk elektabilitas nama-nama Kandidat Calon Kepala Daerah pilihan responden.

“Ya, kita telah turun ke lima daerah yang melaksanakan Pilkada Serentak tahun 2020, maka kita mendapatkan nama-nama Kandidat Calon Bupati/Walikota pilihan responden, berdasarkan jajak pendapat yang kita lakukan,” kata Ketua ADRC David Hadiosman melalui Sekretaris ADRC, Ferry Prayitno dilansir dari Jambi Otoritas.

Disampaikannya, untuk Pilkada Kabupaten Batanghari, nama Kandidat Calon Bupati Batanghari pilihan responden ADRC yakni : Muhammad Hafiz (44,44%), Muhammad Fadhil Arief (25,93%), Muhammad Mahdan (3,7%) dan yang belum menentukan pilihan sebesar 25,93%.

Kemudian untuk Pilkada Kabupaten Bungo, nama Kandidat Calon Bupati Bungo pilihan responden ADRC yakni : Riduan Ibrahim (36,84%), Mashuri (26,32%), Syafruddin Dwi Aprianto (5,26%), Sudirman Zaini(5,26%), M. Harrifar Syafar (5,26%) dan yang belum menentukan pilihan sebesar 21,05%.

Dilanjutkannya, untuk Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Barat, nama Kandidat Calon Bupati Tanjung Jabung Barat pilihan responden ADRC yakni : Mulyani Siregar (33,33%), Amir Sakib (25%), Mukhlis (16,67%), Cici Halimah (8,33%), Anwar Sadat (8,33%) dan yang belum menentukan pilihan sebesar 8,33%.

Sementara untuk Pilkada Kabupaten Tanjung Jabung Timur, nama Kandidat Calon Bupati Tanjung Jabung Timur pilihan responden ADRC yakni : Romi Hariyanto dan Robby N (42,86%), M.Juber (9,52%), Abdul Rasyid (9,52%), Ambo Tang (7,14%) dan yang belum menentukan pilihan sebesar 30,95%.

Terakhir, untuk Pilkada Kota Sungai Penuh, nama Kandidat Calon Walikota Sungai Penuh pilihan responden ADRC yakni : Ahmadi Zubir (28,85%), Pusri Amsyi (21,15%), Zulhelmi (11,54%), Fikar Azami (9,62%), Yos Adrino (1,92%) dan yang belum menentukan pilihan sebesar 26,92%.

(Red)

Read More

Penjara Cinta, Belajar dari kasus percerai Politisi muda Zumi Zola

Khayangannews.net,Pengamat Politik Perceraian Wo Khairi, Belajar dari Pengalaman Politisi Muda Zumi Zola yang pernah Menduduki Titah politik orang No 1 di Provinsi Jambi yakni mantan Gubernur Jambi yang tersandung Kasus Korupsi RAPBD Provinsi Jambi tahun 2018 yang di vonis oleh Majlis Hakim Tipikor Jakarta yakni menjatuhkan hukuman padanya 6 tahun Penjara.

Sekarang Politisi Muda itu harus menelan Pil Pahit yaitu di gugat oleh Istrinya untuk cerai pada bulan juni 2020. 4 hari yang lalu 1 juli 2020 Politisi muda itu kembali melangsungkan sidang kedua  perceraian dengan Istrinya Sherrin Tharia secara on-line di Pengadilan Agama Jakarta Selatan. 

Menurut Wo Khairi, seharusnya Zumi Zola pada Pilkada 2015 yang lalu  dalam usia yang sangat Muda mestinya tahan dulu Nafsu politiknya untuk menguasai tampuk kepemimpinannya menjadi Gubernur waktu itu, Nah akibatnya ia harus menanggung semua derita itu di dalam Penjara 

"Lanjutnya lagi(Wo Khairi) mengingatkan Pada Masyarakat bahwa di tahun 2020 Agenda Kontestasi politik akan berlangsung lagi untuk melaksanakan agenda Nasional yaitu Pilkada serentak baik itu pemilihan Gubernur, Bupati maupun Walikota Belajar dari Pengalaman Kasus Zumi Zola, Masyarakat harus jeli dalam menentukan pilihannya untuk memilih Pemimpin, Jangan terhipnotis dan tertipu oleh" Usia, Ketampanan, Maupun Kekayaan kandidat Masyarakat harus memilih pemimpin yang benar-benar matan dalam mengolola Pemerintahan dan mensejahterakan Masyarakat.

(Wrp)

 

Read More